ASAL
USUL MARGA DALIMUNTHE
Sekilas Mengenai Sejarah/Asal-usul Munthe
Tidak kenal maka tidak sayang. Kalimat tersebut merupakan
ungkapan klise yang dapat diartikan bahwa apabila kita ingin menyayangi
seseorang atau sesuatu, kita perlu mengenal secara mendalam mengenai seseorang
atau sesuatu tersebut. Ungkapan tersebut dapat pula kita terapkan untuk
menyayangi marga kita, Munthe. Untuk dapat lebih menyayangi marga Munthe maka
para pinompar Munthe harus lebih memahami sejarah atau asal usul dari marga kita
tersebut.
Membahas masalah asal-usul suatu
marga bukanlah sesuatu hal yang mudah untuk dilakukan apalagi jika dilakukan
oleh seseorang yang tidak memiliki pendidikan formal mengenai sejarah. Hal
inipun terjadi dalam membahas asal-usul marga Munthe. Menyadari sulitnya
mengetahui asal-usul marga Munthe ini
Walaupun secara ilmilah belum dapat
diuji kebenarannya, beberapa pinompar Munthe mempunyai semacam sejarah
keluarganya yang diceritakan secara turun temurun. Sejarah/ asal-usul Munthe
yang berasal dari cerita turun-menurun inilah yang akan penulis coba untuk
publikasikan. Berdasarkan Buku Kenangan Marga Munthe yang diterbitkan
bertepatan dengan ulang tahun ketiga Forum Komunikasi Marga Munthe Indonesia
(FKMMI), diketahui bahwa pada marga Munthe yang ada di Indonesia terdiri dari 9
(sembilan) puak atau daerah. Masing-masing puak atau daerah tersebut adalah:
1. Marga Munthe dari Puak Tongging-Sipitunihuta
2. Marga Ginting Munthe dari Puak Karo
3. Marga Munthe dari Puak Dolok Sanggul
4. Marga Munthe dari Puak Toba
5. Marga Dalimunthe dari Puak Angkola dan Mandailing
6. Marga Munthe dan Dalimunthe dari Puak Labuan Batu
7. Marga Saragih Munthe dari Puak Simalungung
8. Marga Munthe dari Puak Gayo Lut dan Luwes Alas
9. Marga Munthe dari Puak Dairi
Pada buku tersebut masing-masing Puak telah mempublikasikan
asal usulnya. Namun demikian, baru asal-usul dari 4 (empat) puak yang akan
dibahas saat ini, yaitu Puak Simalungun, Puak Toba, Puak Dolok Sanggul, dan
Puak Angkola-Mandailing. Menurut buku tersebut, marga Munthe dikeempat puak ini
merupakan keturunan dari Naiambaton (Tn. Sorbadijulu). Namun uniknya, marga
Munthe dari Puak Dolok Sanggul merupakan keturunan dari Anak Naiambaton yang
bernama Tamba Tua sedangkan marga Munthe dari Puak Simalungun dan Puak Toba
merupakan keturunan dari Anak Naiambaton yang bernama Munthe Tua. Hal lain lain
yang perlu diperhatikan adalah menurut sejarah Puak Dolok Sanggul anak dari
Naiambaton ada empat orang, yaitu Simbolon Tua, Tamba Tua, Saragi Tua, dan
Munthe Tua. Sedangkan menurut sejarak Puak Simalungun dan Puak Toba, selain
keempat orang tersebut masih ada satu lagi anak Naiambaton, yaitu Nahampun Tua.
Adapun untuk Puak Angkola-Mandailing, walalupun mereka merupakan keturunan dari
Anak Naiambaton yang bernama Munthe Tua tetapi sejarah mereka sedikit berbeda
dengan Puak Simalungun dan Puak Toba. Menurut sejarah Puak ini, Munthe Tua
mempunyai tiga orang anak, yaitu Ompu Sangap Di Langit, Pariuk Binu Durian, dan
Baruang Sodoppahon. Kemudian, Baruang Sodoppahon mempunyai anak yang bernama
Ompu Jelak Maribur atau Jolak Maribu, yang mempunyai anak bernama Si Udan
Potir. Adapun menurut sejarah dari Puak Simalungun dan Puak Toba, Munthe Tua
mempunyai dua orang anak yang bernama Ompu Jelak Karo dan Ompu Jelak Maribur.
Selanjutnya Ompu Jelak Karo merupakan nenek moyang dari Puak Simalungun dan
Ompu Jelak Maribur merupakan nenek moyang dari Puak Toba. Perbedaan-perbedaan
sejarah seperti ini sangat sensitif untuk dibahas oleh sebab itu diperlukan
adanya data yang akurat, kejernihan pikiran dan kebesaran jiwa dari
masing-masing pihak untuk membahas lebih mendalam. Terkait dengan hal ini,
penulis dengan segala kerendahan hati menyadari bahwa tulisan ini jauh dari
sempurna. Oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran
membangun dari para pembaca yanPARNA adalah singkatan dari Parsadaan Nai
Ambaton (lazim juga disebut sebagai Pomparan ni si Raja Naiambaton) yaitu
kumpulan marga yang merupakan keturunan dari Nai Ambaton.
Siapakah Nai Ambaton ini? Untuk
mengetahuinya mari kita melihat ke sejarah mula-mula Si Raja Batak.Si Raja
Batak memiliki 3 orang anak laki-laki yaitu Guru Tateabulan, Raja Isumbaon dan
Toga Laut. Guru Tateabulan memiliki 5 anak laki-laki dan juga 3 anak perempuan,
yaitu Siboru Pareme, Siboru Anting Sabungan, Siboru Biding Laut. Raja Isumbaon
memiliki 3 orang anak laki-laki yaitu Tuan Sorimangaraja, Raja Asi-asi dan
Sangkar Somalidang.
Tuan Sorimangaraja kemudian memperistri 3 orang, yaitu:
1) Siboru Anting Sabungan (disebut juga Siboru Paromas)
2) Siboru Biding Laut, adik Siboru Anting Sabungan
3) Siboru Sanggul Haomasan
Anak pertama Tuan Sorimangaraja dari
Siboru Anting Sabungan dinamai Si Ambaton atau Tuan Sorbadijulu. Dari sinilah
nama Nai Ambaton berasal (nai = ibu, Ambaton = nama anaknya, Nai Ambaton =
ibunya si Ambaton). Konon Nai Ambaton ini berpesan kepada anaknya Si Ambaton
untuk menjaga persatuan keturunannya.
“Pomparan ni si Raja Naiambaton
sisada anak sisada boru”. Kalimat ini sulit diterjemahkan secara tepat dalam
bahasa Indonesia tetapi kira-kira maksudnya adalah bahwa semua keturunan Raja
Naiambaton adalah satu putra-satu putri (dianggap sebagai satu saudara). Begitu
eratnya persaudaraan itu seolah-olah antar kakak dan adik kandung, meskipun
hubungan darahnya sudah jauh.
Karena dianggap sebagai satu saudara,
putra-putri keturunan Nai Ambaton tidak boleh menikah satu dengan yang lain.
Hingga hari ini, terasa canggung bahkan tabu untuk saling mengawini di dalam
marga-marga Parna. Jika sampai ada yang menikah, bisa dipastikan pasangan ini
akan menjadi bahan gunjingan dan cercaan. Kerap kali mereka dikucilkan –atau
mengucilkan diri– dari acara-acara adat.
Untuk mencegah perasaan senang
telanjur timbul di antara dua muda-mudi yang pantang saling menikahi,
disarankan untuk menanyakan marga segera setelah berkenalan. Menanyakan marga
dan kampung asal ini merupakan satu topik “ice breaking” yang baku dalam
percakapan dua orang Batak, baik sesama maupun lawan jenis. Semacam ritual
untuk “positioning” atau “alignment.”
Terkadang salah satu pihak
menggunakan sub marga yang tidak umum dikenal sehingga tidak diketahui bahwa
mereka memiliki hubungan kekerabatan. Teman, orang tua atau kerabat yang
mengetahui hal ini berkewajiban untuk segera memberitahukan. Karena sudah
menjadi norma yang dipahami bersama, orang yang ditegur pun tidak boleh marah
kepada yang menegur.
Dan mudah-mudahan dapat lebih menyempurnakan studi mengenai
sejarah marga Munthe

Dalimunthe Labuhanbatu
Dalimunthe di labuhanbatu berasal dari munthe yang
perkembangannya dari puak Toba dan perlu dijelaskan sebelum kelabuhanbatu
sesuai dengan inporman yang dapat dipercaya anak dari munthe yang ada di daerah
Toba ada 5 orang;
1.Yang paling tua tetap tinggal di Daerah Toba.(tetap munte
2.Yang kedua pergike Labuhanbatu yaitu Poldung (menjadi
munthe poldung)
3.Yangke tiga Pergi ke Tanah Karo menjadi (Ginting munthe)
4.Yangke empat pergi ke Tapanuli selatan sigalangan (menjadi
munthe Sigalangan)
5.Yang ke lima pergi ke asahan ( punu tidak ada keturunan)
Keturunan dari Munthe Poldung dilabuhanbatu mempunyai anak 4
orang.
1.
Yang
pertama tetap tinggal di Poldung
2.
Yangkedua pergi ke Napompar kec.Naix-x menjadi (munthe napompar)
3.
Yangketiga
pergi kelabuhan jurung Rantauprapat
4.
Yang
ke empat pergi ke Siborangan Hulu sungai
bilah dan keturunannya berkembang ke Sopolongat.
Perubahan nama Munthe menjadi Dalimunthe
Munthe yang membuka huta (kampung ) Labuhanjurung namanya
RAJA SATIA menurut penelitian /wawancara yang dilakukan beberapa tokoh ada 2
pendapat.
1.Menurut
keturunan Dari podung bahwa munthe yang ada di rantauprapat adalah munthe yang
merantau ke tanah Deli menjadi dalimunthe karena pada jaman dahulu oprg belum
menguasai wilayah poldung masih dianggap bagian dari Toba.
2.Munthe
yang ada dilabuhan jurung adalah seorang petani kacang Panjang yang bahasa
tapanuli kacang dali sehingga orang orang menyebut munthe dali.
Kedua
pendapat inilah yang berubah menjadi Dalimunthe
Perkembangan
Dalimunthe di Rantauprapat
Keturunan
atau anak dari Raja Satia yang masih mata pencahariannya bercocok tanam Kacang
Dali sampai menyeberang sungai Bilah yang disebut Siringa ringa (saat ini
siringo ringo) arti ringa ringa adalah gema dari panggilan suara bila kita
memanggil seseorang dipinggir sungai ke seberang suara itu akan bergema.Dan
lama kelamaan mereka membuka suatu kampung lagi di Siringa ringa .
Perkembangan
jaman ke jaman keturunan dari munthe siringoringo berkembang terus hingga saat
ini masih tetap menggunakan gelar Raja. Yang antara lain Raja Saljuddin
Dalimunthe,Raja Julpikarsah Dalimunthe, yang selanjutnya perkembangan
Dalimunthe Siringo ringo menyebarke Bakaranbatu dan ke Tebing Linggahara.
Sampai saat ini saya tdk tahu ujung silsilah saya pak, bsa kah bapak menjelaskannya. Ini silsilah saya.
BalasHapusNama saya Agus Salim Dalimunthe Bin Ishak Dalimunthe Bin Raja Hindustan Dalimnlunthe Bin Raja uteh/Utte. Pertanyaan saya ayah Raja uteh/utte siapa pak ???
Kebetulan istri saya boru munthe poldung dan ayah nya bernama satia muda munthe jg. saya sudah tau asal usul marga istri saya. Trmksh
BalasHapusBolehkah saya meminta email atau kontak yg bisa dihubungi terkait silsilah marga ini pak? 🙏 untuk keperluan skripsi saya🙏
BalasHapusGaming of the land - AprCasino
BalasHapusIn-depth review of the gambling market and where to play and the latest innovations. The 카지노 사이트 추천 best online casinos with live dealers and jackpots! Rating: 4.9 · 14 votes